KAJIAN DAN GEJALA FONOLOGI
A. Fonemik
Istilah fonem dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang
bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan
makna. Fonem juga dapat dibatasi sebagai unit bunyi yang bersifat distingtif
atau unit bunyi yang signifikan.
Dalam hal ini perlu adanya fonemisasi yang ditujukan untuk menemukan
bunyi-bunyi yang berfungsi dalam rangka pembedaan makna tersebut. Dengan
demikian fonemisasi itu bertujuan untuk (1) menentukan struktur fonemis sebuah
bahasa, dan (2) membuat ortografi yang praktis atau ejaan sebuah bahasa.
Untuk mengenal dan menentukan bunyi-bunyi bahasa yang bersifat fungsional
atau fonem, biasanya dilakukan melalui “ kontras pasangan minimal”. Dalam hal
ini pasangan minimal ialah pasangan bentuk-bentuk bahasa yang terkecil dan
bermakna dalam sebuah bahasa (biasanya berupa kata tunggal) yang secara ideal
sama, kecuali satu bunyi berbeda.
Sekurang-kurangnya ada empat premis untuk mengenali sebuah fonem, yakni (1)
bunyi bahasa dipengaruhi lingkungannya, (2) bunyi bahasa itu simetris, (3)
bunyi bahasa yang secara fonetis mirip, harus digolongkan ke dalam kelas fonem
yang berbeda, dan (4) bunyi bahasa yang bersifat komplementer harus dimasukkan
ke dalam kelas fonem yang sama.
a. Realisasi
Fonem
Realisasi
fonem adalah pengungkapan yang sebenarnya dari ciri atau satuan fonologis,
yakni fonem menjadi bunyi bahasa. Realisasi fonem erat kaitannya dengan
variasi fonem. Variasi fonem merupakan salah satu wujud pengungkapan dari
realisasi fonem. Secara segmental fonem bahasa Indonesia dibedakan atas vokal
dan konsonan.
b. Variasi
Fonem
Variasi
fonem adalah wujud pelbagai manifestasi bersyarat maupun tak bersyarat dari
fonem. Ujud variasi suatu fonem yang ditentukan oleh lingkungannya dalam
distribusi yang komplementer disebut varian alofonis atau alofon.
B. Gejala
Fonologi Bahasa Indonesia
a.
Penambahan Fonem
Penambahan fonem pada suatu kata pada umumnya berupa penambahan bunyi
vokal. Penambahan ini dilakukan untuk kelancaran ucapan.
b.
Penghilangan Fonem
Penghilangan fonem adalah hilangnya bunyi atau fonem pada awal, tengah dan
akhir sebuah kata tanpa mengubah makna. Penghilangan ini biasanya berupa
pemendekan kata.
c. Perubahan
Fonem
Perubahan fonem adalah berubahnya bunyi atau fonem pada sebuah kata
agar kata menjadi terdengar dengan jelas atau untuk tujuan tertentu.
d. Kontraksi
Kontraksi adalah gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
yang dihilangkan. Kadang-kadang ada perubahan atau penggantian fonem.
e. Analogi
Analogi adalah pembentukan suatu kata baru berdasarkan suatu contoh yang
sudah ada (Keraf, 1987:133).
f. Fonem
Suprasegmental
- Fonem
vokal dan konsonan merupakan fonem segmental karena dapat diruas-ruas.
Fonem tersebut biasanya terwujud bersama-sama dengan ciri suprasegmental
seperti tekanan, jangka dan nada. Di samping ketiga ciri itu, pada untaian
terdengar pula ciri suprasegmental lain, yakni intonasi dan ritme.
- Jangka,
yaitu panjang pendeknya bunyi yang diucapkan. Tanda […]
- Tekanan,
yaitu penonjolan suku kata dengan memperpanjang pengucapan, meninggikan
nada dan memperbesar intensitas tenaga dalam pengucapan suku kata
tersebut.
- Jeda
atau sendi, yaitu ciri berhentinya pengucapan bunyi.
- Intonasi,
adalah ciri suprasegmental yang berhubungan dengan naik turunnya nada
dalam pelafalan kalimat.
- Ritme,
adalah cirri suprasegmental yang br\erhubungan dengan pola pemberian
tekanan pada kata dalam kalimat.
Pada tataran kata, tekanan, jangka, dan nada dalam bahasa Indonesia tidak
membedakan makna. Namun, pelafalan kata yang menyimpang dalam hal tekanan, dan
nada kan terasa janggal.
No comments:
Post a Comment